Kekerasan dalam pacaran, penyebab dan cara mangatasinya



Kamu pernah mengalami kekerasan dalam hubungan, mungkin dalam hubungan pacaran atau sudah menikah dan membangun rumah tangga?

Banyak berita tentang kekerasan dalam pacaran atau rumah tangga yang diberitakan baik dari media online, tv, koran dan media yang lain.

Sangat miris rasanya ketika melihat, mendengar, membaca berita tentang kekerasan yang dilakukan pria atau wanita kepada pasangannya.

Coba saja googling, banyak kasus kekerasan seperti pria memukul pacarnya hingga tewas, kemudian ada juga seorang wanita memotong kelamin pasangannya dan masih banyak yang lain.

Siapa pun kamu, pria atau wanita apapun alasannya kekerasan tetap tidak dibenarkan. Dan walaupun demikian kekerasan semacam ini sering terjadi di lingkungan sekitar kita.

Apa itu kekerasan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cidera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain dan dapat diartikan juga paksaan

Kekerasan sebenarnya bukan hanya dalam bentuk fisik saja, bisa dalam bentuk verbal (perkataan) dan bisa juga kekerasan emosional.

Jangan kamu berpikir kekerasan hanya terjadi dalam rumah tangga saja, kekerasan juga terjadi dalam pacaran.

Ketika kamu pacaran mungkin kamu pernah mengalami perlakuan kasar dari pasangan kamu. Saat ada masalah pasangan ringan tangan, suka mukul, banting barang, nyubit, gigit, berkata kasar ke kamu, dll.

Hati-hati dengan sikap pasangan kamu yang kasar dan melakukan kekerasan seperti itu.


Penyebab kekerasan dalam pacaran

Banyak faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku kasar dan melakukan kekerasan

1. Faktor keluarga


Keluarga sangat berperan penting dalam membentuk karakter dan perilaku seseorang, adanya riwayat kekerasan dalam keluarga dapat menjadi faktor seseorang melakukan tindak kekerasan.

Dengan melihat, mendengar, merasakan dan mengalami kekerasan yang terjadi di dalam keluarga maka hal tersebut akan tertanam di dalam otak seseorang, apa lagi kalau hal tersebut sudah terjadi sejak kecil.

Secara sadar atau tidak sadar pelaku kekerasan mencontoh dari apa yang dia alami, lihat atau dengar dari apa yang terjadi di keluarganya.

Misalnya seseorang biasanya menyaksikan ibu di pukul ayahnya, kekerasan tersebut biasa terjadi dan cepat atau lambat hal semacam itu menjadi pemandangan yang biasa dan normal untuk dilakukan.

2. Tingkat kepercayaan diri yang rendah / rendah diri / self esteem


Ketika seseorang tidak memiliki rasa percaya diri dan merasa tidak aman (insecure) dapat menyebabkan seseorang memperlakukan pasangannya dengan penuh kekerasan. Kekerasan bisa terhadap fisik, dalam bentuk verbal atau bisa juga secara emosional.

Pelaku kekerasan dalam pacaran akan berusaha mengendalikan pasangannya, hal ini untuk menunjukkan kuasanya terhadap pasangannya.

3. Tidak bisa mengelola emosi dalam pemecahan masalah


Mengelola emosi sangatlah penting, banyak orang mengatakan bahwa abg cenderung labil dalam emosi padahal tidak sedikit juga orang dewasa yang tidak bisa mengelola emosinya.

Emosi yang belum matang cenderung memicu tindak kekerasan, karena pelaku tidak tahu cara mengungkapkan emosi/perasaan negatif secara sehat.

Kurang matangnya dalam mengelola emosi sangat mempengaruhi daya untuk mencari solusi dari suatu masalah, sehingga pelaku menganggap kekerasanlah yang dapat menyelesaikan masalah.

4. Faktor Kepribadian


Dalam hal ini pelaku memiliki kecenderungan untuk mengeksploitasi orang lain demi kesenangan, keuntungan atau untuk menunjukkan citra (image) tertentu di depan orang lain.

Hal ini dapat memicu seseorang melakukan kekerasan dalam pacaran.

Tujuannya bisa saja untuk menunjukkan citra (image) bahwa pelaku bisa mengendalikan pasangannya dengan mempermalukannya, membatasi, melarang, atau juga melakukan tindakan menyiksa secara fisik.

5. Alkohol atau Narkoba


Mengkonsumsi alkohol atau narkoba dapat menjadi penyebab seseorang melakukan tindak kekerasan kepada pasangannya.

Pengaruh zat-zat adiktif dapat mempengaruhi pelaku sehingga pelaku tidak dapat mengontrol emosinya dan berpikir secara jernih.

Cara mengatasi kekerasan dalam pacaran

Hal yang harus kamu tahu adalah perilaku kasar atau kekerasan itu sulit diubah.

kalau dari awal kamu membolehkan, membiarkan dan mengizinkan dia keras dan kasar ke kamu mungkin hanya sekedar nampar, maka ada kemungkinan ketika suatu saat menghadapi masalah dia akan mukul.

Kemudian ketika kamu membiarkan hal tersebut dia akan nendang kamu, dan mungkin semakin lama kamu membiarkan lama kelamaan dia membunuh kamu.

Saya tidak sedang menakut-nakuti, hal ini fakta yang terjadi di lingkungan kita dan kekerasan itu juga bukan hanya dalam bentuk fisik tapi bisa dalam bentuk verbal dan emosional.

Saya mohon Be Smart, ketika diawal sudah ada bibit-bibit kasar dan kekerasan pada pasangan mu maka pikirkan baik-baik.

Jangan hanya karena alasan cinta kamu rela dikerasin, dikasarin, dipukulin, kamu tersakiti baik di dalam maupun di luar.

Please,, gunakan kecerdasan otak untuk berpikir.

Karena ada hal yang menurut saya agak tolol yaitu pada saat menjalani pacaran menerima dan membiarkan pasangannya melakukan kekerasan alasannya karena masih pacaran nanti kalau sudah menikah juga dia nggak akan kasar dan keras lagi.

Pernyataan tersebut membuat saya senyum kecut sambil garuk-garuk kepala.

Tips lainnya: 10 alasan menikah muda yang kurang tepat dan konyol

Sudah banyak bukti yang terjadi pada saat pacaran pasangan berperilaku kasar setelah menikah justru semakin parah karena merasa memiliki, merasa berhak atas dirimu, merasa lebih bebas mau ngapain aja, mau dipukulin, mau ditendangin, mau dilarang-larang, mau dikendalikan karena dia istriku, dia suami ku jadi terserah aku.

Jadi ketika kamu merasa bahwa menikahinya itu bisa mengubah dia, saya harap kamu bisa kembali memikirkannya baik-baik. Kalau pun kamu ngotot ya itu hak masing-masing orang tapi ini serius, kamu bisa menjamin berapa persen kalau pernikahan bisa mengubahnya?

Dan ketika seseorang sudah keras dan kasar itu cukup amat sangat susah untuk diubah, apa lagi kalau yang bersangkutan sendiri tidak ingin mengubah.

Kamu ingin mengubah dia dengan cara memacari lebih lama, menikahi dia, bersabar dan lain sebagainya ya itu pilihan mu kalau kamu memang suka dipukuli, ditonjok, ditendang, dimaki-maki, dikasarin, dilarang ini, dilarang itu, dikendalikan, dikekang kalau nggak nurut dikasarin lagi.

Kalau bagi saya kekerasan itu amat sangat tidak bisa ditolerir, tidak ada toleransi untuk kekerasan.


Semoga tulisan saya ini dapat memberikan inspirasi

Salam hangat dari sahabat mu

Arisponang

Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Post Terkait :
Pria,Relationship,Tips,Wanita